Tentang Kami

Sampah menjadi permasalahan utama di Indonesia yang menjadi sorotan dunia Internasional. Menurut Nasional Geografi, negara ini menjadi salah satu dari lima besar negara yang berkontribusi pada tahun 2018. Menurut Badan Pusat Statistik, Indonesia memproduksi 64 juta ton sampah plastik setiap tahun dimana 85.000 ton dibuang ke laut. Pada tahun 2015, Jenna Jambeck meneguhkan dalam jurnalnya bahwa Indonesia adalah lima besar negara yang memproduksi sampah plastik ke lautan.

Peraturan pemerintah No 81/2012 menjelaskan bahwa sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga dikelola di tingkat Kabupaten/Kota. Menurut peraturan tersebut, pengelolaan dimuali dari sumber sampah dengan mewajibkan masyarakat, industri, kantor, memilah sesuai jenisnya, pada pengangkutan sampah, dan di tempat pemrosesan akhir. Sistem ini tidak bekerja dengan baik karena fasilitas yang kurang memadai, penegakan peraturan, dan rendahnya kesadaran masyarakat. Untuk meningkatkan kualitas sistem pengelolaan sampah, pemerintah mempublikasikan Jakstranas (Kebijakan dan Strategi Nasional pengelolaan Sampah) 2017 yang menargetkan 30% sampah terkurangi dan 70% sampah terkelola pada tahun 2025.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi volume sampah yang mengalir ke laut melalui pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Pemerintah telah melaksanakan program Bank Sampah dan TPS3R (tempat pemrosesan sampah 3R tingkat masyarakat) sejak 10 tahun yang lalu. Namun, Sekretariat Adipura Kementerian Lingkungan Hidup pada tahun 2015 menyatakan bahwa program-program tersebut hanya mampu mengurangi 2,39% sampah. Untuk mencapai 30% sampah terkurangi, pemerintah harus didukung oleh seluruh pemangku kepentingan. Kampanye untuk memgelola sampah dari sumber harus dilakukan secara massif, sehingga jumlah orang yang mengelola sampah dengan sistem yang benar meningkat.

PT Wahana Anugerah Energi telah mengembangkan sistem pengumpulan dan transportasi sampah menggunakan aplikasi telepon pintar yang disebut Rapel. Rapel mengkampanyekan pengelolaan sampah berkelanjutan di rumah tangga. Saat ini Rapel menyediakan layanan penjemputan sampah terutama untuk sampah anorganik daur ulang. Pengguna aplikasi akan didorong untuk melakukan pemilahan sesuai jenisnya. Sampah yang layak daur ulang akan diiklankan dalam aplikasi Rapel. Kolektor sampah terdekat akan menerima notifikasi dan akan melakukan booking untuk mengambil sampah tersebut. Sampah yang masih bernilai akan dibayar oleh kolektor sesuai dengan daftar harga di aplikasi. Kolektor dan user akan mendapatkan hadiah dari aktifitas tersebut.

Tujuan dari Rapel adalah untuk mengembangkan sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan dari hulu hingga hilir. Di bagian hulu, Rapel mengedukasi masyarakat untuk mengelola sampah dengan benar di rumah tangga dan menyediakan sistem penjemputan secara terpilah. Di bagian hilir, kami membangun fasilitas daur ulang yang akan merubah sampah menjadi bahan baku. Rapel juga akan mengelola sampah organik dengan mengubahnya menjadi energi dengan digester setelah pengelolaan sampah anorganik berhasil. Rapel akan melakukan edukasi pada masyarakat untuk memahami jenis-jenis sampa berbahaya dan beracun dan menyediakan fasilitas pengelolaan limbah berbahaya dan beracun pada fase selanjutnya.

 

 

Peranan Rapel dalam Ekonomi Sirkular

Degradasi lingkungan telah merubah paradigma ekonomi linear menjadi ekonomi sirkular. Ekonomi linear adalah perencanaan secara tradisional dengan langkah-langkah “ambil-buat-buang”. Artinya, bahan induk diambil kemudian diubah menjadi produk yang digunakan hingga akhirnya ditinggalkan sebagai limbah. Ekonomi linear akan meningkatkan tekanan pada lingkungan. Oleh karena itu, ekonomi sirkular diperkenalkan pada dunia industri. Ekonomi sirkuler adalah sistem regeneratif dimana masukan sumberdaya, limbah, emisi, dan kebocoran energi diminimalisir dengan memperlambat, menutup, dan mempersempit energi dan daur material. Ini dapat dicapai melalui desain yang tahan lama, perawatan, perbaikan, penggunaan ulang, produksi ulang, dan daur ulang. Definisi ini menekan kebocoran energi dan material melalui regenerasi tanpa memproduksi limbah. Pada sistem ini, limbah akan diproses dan dikembalikan sebagai bahan baku sehingga tekanan pada lingkungan dapat dikurangi.

Rapel berkontribusi pada pelaksanaan ekonomi sirkuler di Indonesia. Sampah yang dikumpulkan akan dipilah dan dikelola di pabrik daur ulang. Sampah daur ulang akan diubah menjadi bahan baku kembali. Gambar berikut menunjukkan posisi Rapel di sirkuler ekonomi.

Bagaimana Rapel bekerja dalam sirkular ekonomi?

Rapel akan mengedukasi rumah tangga untuk memilah sampahnya sesuai jenis dengan menyediakan sistem penjemputan sampah secara online dengan aplikasi telepon pintar

Rapel akan menyediakan tempat sampah (Rapel Dropbox) sesuai jenisnya. Dropbox akan ditempatkan di berbagai tempat strategis agar mudah diakses oleh para pengguna aplikasi

Selain dari Rumah Tangga, Rapel akan mengelola sampah dari hotel, kawasan industri, rumah sakit, dll

Material-material terpilah akan dibawa ke fasilitas pemrosesan Rapel untuk diubah menjadi sumber daya yang dapat digunakan seperti bahan baku (pellet plastik), energy, logam, minyak, pupuk, dll.