Yogyakarta Darurat Sampah

YOGYAKARTA, (PR).- Imbas ditutupnya Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan dirasakan oleh tiga wilayah, yaitu Kabupaten Sleman, Bantul, dan Kota Yogyakarta yang selama menggunakan Piyungan sebagai tempat pembanguan akhir sampah.

Banyak titik pinggir jalan dan depo di tiga wilayah tersebut terlihat penumpukan sampah hingga meluber hampir ke jalan. Kepala UPT Pelayanan Persampahan DLH Sleman, Sri Restuti Nurhidayah, Rabu, 27 Maret 2019 mengatakan, dengan ditutupnya TPST Piyungan maka berpengaruh besar ke penumpukan sampah di Sleman.

Menurut dia, truk-truk pengangkut sampah sudah mengantre sejak Kamis pekan lalu, dan puncaknya pada Hari Minggu kemarin truk sama sekali tidak bisa membuang di sana.

“Sudah lembur, sampai sana kok diportal, jadi balik lagi. Ini sementara di depo-depo penuh, karena armada kembali ke depo dulu,” ucapnya.

Sleman sendiri memiliki 13 depo, dan 34 truk yang mengangkut sampah. Setiap truknya mampu mengangkut 8 meter kubik sampah. Dengan ditutupnya TPST Piyungan, pihaknya pun tak dapat berbuat banyak.

“Kami hanya bisa menunggu, karena tidak punya TPS sendiri. Kami pun sudah mengirimkan surat edaran ke masyarakat berupa permintaan maaf. Semua berharap ada solusinya, dan TPST Piyungan bisa dibuka lagi,” katanya.

Kasi Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sleman Suryantana ditemui secara terpisah mengungkapkan, sebenarnya sampah tidak boleh menginap karena akan mengeluarkan bau menyengat dan jadi sumber penyakit.

Jika keadaan ini terus berlangsung lama, maka alternatif lainnya adalah dengan membuang sampah di TPS Kulon Progo dan di Gunungkidul. “Karena tidak boleh buang di Piyungan, otomatis kita tumpuk sementara di truk, masakan dibuang sembarang, itu juga enggak boleh. Alternatifnya ya ke Kulon Progo atau Gunungkidul,” ujarnya.

Karena tak memiliki TPS dan kondisi Piyungan yang saat ini ditutup, ia pun mengimbau kepada masyarakat untuk mengurangi produksi sampah. “Melihat kondisi ini makanya kami minta warga mulai peduli terhadap sampah paling tidak mengurangi sedikit demi sedikit,” katanya.***

Sumber : pikiran-rakyat.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *